Perkembangan TI & SI di Dunia Bisnis Industri




Tahun 2016 baru saja memasuki bulan ketiga, namun sudah banyak manuver manuver yang dilakukan para pelaku bisnis di dunia teknologi informasi, berbagai terobosan dan inovasi bermunculan saling sahut menyahut berusaha untuk menarik minat konsumen maupun untuk meningkatkan kinerja masing masing. Para pelaku bisnis saling berlomba dengan menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu porosnya.

Ya, tak dapat dipungkiri bahwa di abad modern ini penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan lagi keberadaannya dari dunia bisnis industri. TI (teknologi informasi) dan SI (sistem informasi) bagaikan sudah menjadi pembuluh dalam arus peredaran dunia bisnis industri. Pemakaiannya merupakan hal yang sangat vital diperlukan jika para pelaku bisnis ingin tetap bersaing dan bertahan hidup dalam rimba industri. 

Bukan hanya para penyokong, para penikmat atau konsumen, seperti saya ataupun anda, menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu sumber utama pembuat pertimbangan mereka. Sebagai contoh, sudah seberapa seringkah kita googling suatu tempat sebelum kita pergi ke sana? sering bukan? atau contoh lain seringkah kita mengecek situs tertentu untuk melihat rating film terbaru sebelum pergi menonton? semua itu adalah pemanfaatan TI sederhana sehari hari yang mempengaruhi dunia bisnis.

Perkembangan TI dan SI sekarang ini telah melahirkan aktivitas bisnis yang menurut saya menarik, hal itu saya bagi secara garis besar menjadi 2 aspek  :

1. Aplikasi dan Aset

Sebelum saya bahas lebih lanjut, saya akan berikan beberapa contoh fenomena yang menarik untuk diperhatikan , seperti :

1.) Uber, perusahaan taksi, tapi tidak memiliki mobil
2.) Foodpanda, perusahaan makanan, tapi tidak menggunakan dapur
3.) OLX, situs jual beli, tidak mempunyai barang untuk dijual
4.) Traveloka, sebuah perusahaan akomodasi, tetapi tidak memiliki hotel
Kesamaan dari contoh contoh diatas adalah pemberdayaan konsumen melalui aplikasi dalam perangkat cerdas mereka. Industri apapun skalanya tidak dapat hanya mengandalkan aset mereka, melainkan harus senantiasa dapat beradaptasi terhadap dunia dan menciptakan inovasi sembari terus menerus melahirkan kembali jati diri agar senantiasa menjadi yang terdepan.

Alat bisnis yang berharga saat ini dalam sebuah evolusi dan inovasi menuju efisiensi adalah informasi dan akses terhadap teknologi. Hal tersebut tak lain diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi saat ini. Di era informasi ini, perusahaan harus memikirkan kembali pondasi operasional mereka dan bergerak untuk membuat segalanya menjadi lebih cepat dan kompetitif secara ekonomi, bukannya berpegang pada paradigma lama yakni membangun sekedar untuk menjadi lebih besar dan lebih baik.

2. Technopreneur

Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang teknologi informasi diawali dari ide-ide kreatif di beberapa pusat riset yang mampu dikembangkan sehingga memiliki nilai jual di pasaran. Penggagas ide dan kreator produk dalam bidang teknologi ini sering disebut dengan nama Technopreneur.

Technopreneur merupakan penggabungan dari dua kata yaitu teknologi dan entrepeneur. Yang artinya, technopreneur mengandung makna tentang bagaimana cara pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pesat untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Karena untuk entrepreneur itu sendiri mengandung arti sesesorang/badan usaha yang mengelola usaha dengan keberanian untuk mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada dan teknologi di masa sekarang merupakan salah satu peluang yang tersedia. 

ilustrasi

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa technopreneur itu adalah Entrepreneur yang mengoptimalkan berbagai potensi perkembangan teknologi yang ada  sebagai basis pengembangan usaha yang di jalankannya, atau bisa di bilang Technopreneur ini adalah Entrepreneur modern yang berbasis pada teknologi dalam menjalankan usahanya.

Perkembangan dunia Technopreneur tak lepas dari poin 1 yang saya sebut diatas, mereka adalah orang orang yang menyadari hal tersebut dan memilih untuk memanfaatkan sumber daya informasi untuk mengembangkan bisnisnya.

Media online TechinAsia di tahun 2015 pernah menulis artikel mengenai 10 technopreneur dibawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Asia Tenggara, dan 3 orang indonesia berada di daftar tersebur mereka adalah, Ferry Unardi (co-founder dan CEO Traveloka), Achmad Zaky (founder dan CEO Bukalapak) dan Jason Lamuda (CEO Berrybenka). Mereka semua adalah para pengusaha yang sukses dengan industri bisnis baru berbasis internet.



Previous
Next Post »